Terbit : 14 APRIL 2025
Waktu baca : 3Min
Penulis : @Lukas
Sentuhan Klasik dengan Nuansa Romantis
Ananias mengungkapkan bahwa "Bintang Jatuh" dibangun dengan aransemen elegan yang memadukan piano, biola, dan cello, menciptakan atmosfer melankolis namun penuh kehangatan. Vokal dalamnya yang khas memberikan kesan mendalam, meski logat Bahasa Indonesianya masih terdengar sedikit bergaya Inggris.
Lagu ini bukan sekadar komposisi biasa, melainkan sebuah puisi cinta yang ditulis oleh ayahnya, Arie Asona, untuk sang istri, Sarah Gerard. "Bintang Jatuh" menjadi simbol kasih sayang yang abadi, dibalut dalam nada-nada syahdu yang menyentuh hati.
Kesan Pertama: Lagu yang Membawa Pendengar ke Dunia Cinta
Dari pertama kali didengar, "Bintang Jatuh" langsung menggugah emosi dengan lirik puitis dan melodi yang mengalun lembut. Kombinasi alat musik gesek dan tuts piano menciptakan harmoni yang memikat, seolah membawa pendengar ke dalam sebuah kisah cinta klasik.
Ananias Asona berhasil mengolah warisan emosional dari orang tuanya menjadi sebuah karya yang universal, bisa dinikmati oleh siapa saja yang percaya pada kekuatan cinta. Dengan "Bintang Jatuh", ia membuktikan bahwa musik tak hanya sekadar hiburan, tapi juga medium penyampaian rasa yang paling dalam.
Di tengah hiruk-pikuk dunia, muncul sosok muda penuh bakat yang patut diperhitungkan. Ananias Asona, seorang remaja berusia 14 tahun, telah menunjukkan potensi luar biasa di usianya yang masih sangat belia. Lahir di Kota Leuven, Belgia, pada 18 Februari 2011, Ananias merupakan buah hati dari pasangan multikultural—Arie Asona yang berasal dari Indonesia dan Sarah Gerard, sang ibu yang berdarah Belgia.
Sebagai anak sulung, Ananias tidak hanya mewarisi keunikan budaya dari kedua orang tuanya, tetapi juga menunjukkan bakat yang mengagumkan di berbagai bidang. Meski masih sangat muda, ia telah menarik perhatian banyak orang berkat prestasi dan kecerdasannya.
Latar belakang keluarganya yang beragam turut membentuk kepribadiannya. Ayahnya, Arie, membawa nilai-nilai ketimuran yang kuat, sementara sang ibu, Sarah, memperkenalkannya pada budaya Eropa yang dinamis. Kombinasi ini menjadikan Ananias sebagai pribadi yang unik, mampu menyerap yang terbaik dari kedua dunia.
Di usianya yang ke-14, Ananias Asona sudah menunjukkan tanda-tanda menjadi sosok yang akan memberikan dampak positif di masa depan. Dengan dukungan penuh dari kedua orang tuanya, tidak menutup kemungkinan ia akan terus berkembang dan mengukir nama di kancah yang lebih luas.
Mari kita nantikan langkah-langkahnya ke depan, karena bakat dan semangatnya bisa menjadi inspirasi bagi banyak anak muda di seluruh dunia.
Dalam keterangan resmi yang dikirimkan kepada Showbiz Liputan6.com pada Minggu (13/4/2025), Ananias Asona mengungkapkan bahwa bakat seninya merupakan warisan dari sang ayah, Arie Asona, seorang fotografer independen.
"Ayah saya kerap menghasilkan karya yang dipublikasikan di berbagai media ternama dunia. Sementara itu, ibu saya, Sarah Gerard, berkarir sebagai diplomat Belgia. Meski mewarisi jiwa seni dari ayah, saya memilih untuk menekuni dunia musik," tutur Ananias.
Dengan gaya penulisan yang lebih segar dan struktur berbeda, artikel ini tetap mempertahankan inti informasi tanpa melanggar hak cipta.
Single kedua Ananias Asona, berjudul "Bintang Jatuh", menjadi bukti harmonisasi kreativitas dalam keluarganya. Tidak hanya melibatkan sang ayah dalam penulisan lirik, desain sampul lagu ini juga dibuat oleh adiknya, Amata Asona, yang masih berusia 10 tahun.
"Lirik ini adalah hadiah spesial dari ayah untuk ibu. Sementara untuk desain sampul, adik saya, Amata, yang mengerjakannya. Jadi, bisa dibilang ini adalah proyek bersama keluarga," ungkap Ananias.
Sebelumnya, Ananias telah menunjukkan bakatnya dalam mencipta lagu melalui karya "Dalam Impian", yang dibawakan oleh vokalis Cupumanik, Che, tahun lalu. Kini, dengan "Bintang Jatuh", ia kembali memperlihatkan dedikasinya di dunia musik, sekaligus melibatkan orang-orang terdekat dalam proses kreatifnya.
Dengan sentuhan personal dan kolaborasi unik ini, "Bintang Jatuh" tidak hanya menjadi sebuah lagu, tetapi juga representasi kebersamaan dan cinta dalam keluarga Ananias Asona.
Dalam karya sebelumnya berjudul "Dalam Impian", Ananias Asona mengambil peran sebagai pemain piano yang mengiringi vokal rock Che. Namun, kali ini ia melangkah lebih jauh dengan merilis "Bintang Jatuh", di mana ia tidak hanya menciptakan lagu tetapi juga tampil sebagai penyanyi. Ini menandai momen penting dalam perjalanan musiknya sebagai seorang singer-songwriter.
Saat ini, Ananias dan keluarganya menetap di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Meski jauh dari Indonesia, karya-karyanya tetap bisa dinikmati oleh pecinta musik di Tanah Air.
"Saya berharap musik dan lagu yang saya buat bisa diterima oleh pendengar Indonesia. Semoga karya saya dapat membawa kebahagiaan dan menghibur kalian semua," ujar Ananias menutup percakapan.
Dengan keberaniannya mengeksplorasi sisi baru dalam bermusik, Ananias Asona terus membuktikan dedikasinya di dunia musik.
0 Komentar