Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

ADS-BLOGGER

GARA GARA SALAH OPER GIGI, TRONTON GAGAL MENANJAK DI TOL CIPULARANG HINGGA TABRAK KENDARAAN LAIN

Terbit: 26 Apr 2025
Penulis : @clarisalexa
Waktu baca: 3 Min



LINTASWAKTU33 - Sebuah insiden truk yang gagal mendaki kembali terjadi, mengakibatkan kendaraan tersebut mundur secara tidak terkendali dan menabrak truk di belakangnya. Menurut informasi, pengemudi diduga keliru dalam mengoper gigi saat menanjak.

Kejadian ini terekam dalam video yang viral di media sosial, memperlihatkan truk tronton bergerak mundur secara zigzag sebelum akhirnya menabrak kendaraan lain. Lokasi kejadian berada di Jalan Tol Purbaleunyi kilometer 117+300, tepatnya di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.

Kronologi Kejadian
Menurut Kanit Penegakan Hukum (Gakkum) Sat Lantas Mapolres Cimahi, Ipda Yusup Gustiana, kecelakaan terjadi pada Jumat pagi di ruas tol arah Bandung. Truk tersebut diduga tidak mampu melanjutkan pendakian karena pengemudi salah memindahkan gigi. Akibatnya, kendaraan kehilangan tenaga dan mulai mundur dengan gerakan tidak stabil.

"Truk sedang dalam kondisi bermuatan dan menanjak, tetapi tidak kuat karena kesalahan pengoperasian gigi. Akhirnya, truk mundur dan menabrak kendaraan di belakangnya," jelas Yusup.

Meski terjadi tabrakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp5 juta. Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen dan Surat Izin Mengemudi (SIM) pengemudi truk tersebut.

Faktor Human Error dan Kurangnya Pelatihan
Kasus truk gagal mendaki bukanlah yang pertama terjadi. Beberapa insiden serupa bahkan telah menelan korban jiwa. Ahmad Wildan, Investigator Senior KNKT, menyoroti bahwa banyak pengemudi truk di Indonesia belum sepenuhnya memahami cara mengoperasikan kendaraan besar, termasuk fitur-fitur teknisnya.

Wildan menekankan pentingnya pelatihan komprehensif bagi calon pengemudi truk sebelum mereka mengemudikan kendaraan berat. Menurutnya, banyak kecelakaan terjadi akibat kesalahan dasar pengemudi (skill-based error), yang sebenarnya bisa dihindari dengan pemahaman yang lebih baik.

"Pelatihan yang diberikan selama ini seringkali tidak menyentuh masalah-masalah teknis yang kerap terjadi di lapangan. Misalnya, banyak pengemudi yang tidak bisa membedakan antara service brake dan parking brake, padahal fungsinya sangat berbeda," ujar Wildan.

KNKT pun mendorong agar materi pelatihan pengemudi disesuaikan dengan temuan-temuan di lapangan, termasuk pemahaman tentang teknologi kendaraan. Dengan demikian, pengemudi dapat lebih siap menghadapi situasi darurat.

"Kami berharap pelatihan untuk sopir truk bisa lebih berbasis pada kebutuhan nyata, sehingga risiko kecelakaan dapat diminimalisir," tambah Wildan.

Insiden ini kembali mengingatkan pentingnya kesiapan pengemudi dalam mengoperasikan kendaraan berat, terutama di medan yang menantang seperti tanjakan. Edukasi dan pelatihan yang memadai menjadi kunci untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Posting Komentar

0 Komentar