Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

ADS-BLOGGER

Profil Tarekat Naqsabandiyah yang Sering Berbeda dalam Memulai Ibadah Puasa Ramadan 2025

Information : HendrikSaputra99
Terbit pada : 01 Maret 2025
Waktu Baca : 3 Menit

LINTASWAKTU33 - Jemaah Tarekat Naqsabandiyah kembali menjadi sorotan karena memulai ibadah puasa Ramadan 1446 Hijriah lebih dahulu, tepatnya pada Kamis, 27 Februari 2025. Hal ini lebih awal dibandingkan dengan jadwal yang ditetapkan pemerintah, yang menyatakan bahwa puasa Ramadhan akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Berdasarkan pengamatan Tempo di Kota Padang, Sumatera Barat—salah satu pusat Tarekat Naqsabandiyah di Indonesia, jemaah Tarekat Naqsabandiyah telah melaksanakan salat tarawih berjamaah pertama di Surau Baru pada malam Rabu, 26 Februari 2024.

Sebelumnya, pada puasa 2024, tepatnya Ramadan 1445 Hijriyah, jemaah Tarekat Naqsabandiyah Al-Khalidiyah Jalaliyah di Sumatra Utara juga sudah menjalankan ibadah puasa lebih awal daripada jadwal yang diatur pemerintah. Pada saat itu, pemerintah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 12 Maret 2024, tetapi tarekat tersebut telah memulainya pada 10 Maret.

Menurut pengurus dan tokoh utama di Surau Baru, Zahar, ibadah puasa kali ini akan dimulai lebih awal. Keputusan tersebut didasarkan pada konsultasi antara para ulama Naqsabandiyah dan sudah diambil sekitar dua bulan yang lalu. Penetapan tanggal 1 Ramadan 1446 Hijriah didasarkan pada berbagai metode, termasuk hisab (perhitungan), rukyah (rintisan), dalil (bukti), ijma (konsensus), dan qiyas (analogi).

Zahar menjelaskan, "Kami memulai puasa pada hari Kamis. Lalu, pada malam Rabu, kami akan melaksanakan salat tarawih pertama kali di Surau Baru." Penjelasan ini dia sampaikan kepada media pada hari Kamis.

Menurut sumber dari Muhammadiyah.or.id, Tarekat Naqsabandiyah mengajarkan tentang hakikat dan tasawuf. Tarekat ini cukup terkenal di Indonesia, terutama karena seringkali memiliki perbedaan pendapat dengan pihak lain mengenai penetapan awal Ramadan dan Syawal.

Menurut penulisan Muhammad Faisal dalam publikasi "Tarekat Naqsabandiyah di Kepulauan Melayu", Tarekat Naqsabandiyahawalnya didirikan oleh Muhammad Bahaudin Naqsabandi di abad ke-14 Masehi. Tarekat inilah yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk Yugoslavia, barat Mesir, timur Cina, hingga ke Nusantara.

Muhammad bin Muhammad Bahauddin al Bukhari, yang lebih dikenal sebagai Khwajah Naqsabandi, lahir di desa Qasr-I Hinduwn, tidak jauh dari Bukhara, di wilayah yang sekarang disebut Uzbekistan, Asia Tengah, pada tahun 1318. Di usia 18 tahun, dia belajar tasawuf kepada Baba Al-Samasi. Dia juga menimba ilmu tarekat kepada seorang quthb di Nasaf, yaitu Sayyid Amir Kulal Al Bukhari.

Sebagaimana yang disebutkan di Islam.nu.or.id, inti ajaran Syekh Bahauddin an-Naqsabandi adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui zikir. Dia mengajarkan para pengikutnya untuk menjauh dari kesenangan-kesenangan duniawi agar lebih dekat dengan Allah dan untuk menjadikan hati nurani murni hanya untuk Allah, meskipun jasmani masih bergaul dengan manusia.

Kesimpulannya, Tarekat Naqsabandiyah mengajarkan bagaimana cara berzikir dengan hati atau diam-diam, dengan cara yang tidak bergerak dan tidak bersuara, sebagai salah satu zikir utama dalam tarekat tersebut. Tarekat ini juga menekankan pada kemurnian zikir dan ibadah yang hanya ditujukan untuk Tuhan semata-mata.

Posting Komentar

0 Komentar