Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

ADS-BLOGGER

Mahasiswa Di Bandung Menolak Kebijakan Efisiensi Anggaran Yang Dikhawatirkan Akan Mengarah ke Kemunduran

Information : HendrikSaputra99
Terbit pada : 18 February 2025
Waktu Baca : 4 Menit

LINTASWAKTU33 - Ratusan mahasiswa, yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) wilayah Jawa Barat, mengadakan demonstrasi dengan tema "Indonesia Gelap" di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, pada Senin sore, tepatnya tanggal 17 Februari 2025.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, yang menurut mereka berdampak negatif pada mutu pendidikan nasional.

Meskipun ter Guyur hujan, para demonstran tetap bertahan dan melanjutkan aksi mereka. Mahasiswa dari berbagai kampus di Bandung Raya mulai berkumpul pada pukul 14.50 WIB. Mereka menyampaikan orasi, memajang poster-poster yang mengandung kritik, dan membakar ban sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan yang mereka anggap tidak pro-rakyat.

Dalam demo kali ini, para mahasiswa mengusung beberapa tuntutan penting. Mereka meminta pemerintah untuk menaikkan anggaran pendidikan, membatalkan semua pemangkasan, dan mencabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025.

Mereka juga menuntut agar dana operasional perguruan tinggi negeri yang memiliki badan hukum (PTN-BH), perguruan tinggi swasta (PTS), dan beasiswa ditingkatkan dan di buka aksesnya bagi anak-anak dari kalangan pekerja dan petani.

Lebih lanjut, mereka juga mendorong pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pendidikan untuk kesejahteraan guru, dosen, dan tenaga kependidikan.

"Tuntutan kita sederhana, pendidikan harus ilmiah, demokratis, dan berkhidmat kepada rakyat. Pemerintah harus mengalihkan efisiensi pendidikan ke tunjangan pejabat yang terlalu berlebihan," ungkap Ainul Mardiah, dari Front Mahasiswa Nasional Cabang Bandung.

Aksi massal ini juga menghimpun 100 hari masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Para mahasiswa menilai bahwa kebijakan yang diambil tidak sejalan dengan kebutuhan rakyat.

Rangga Rizki Maulana dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Pasundan, menyatakan bahwa pemerintahan saat ini tidak memberikan prioritas kepada rakyat biasa.

"Seratus hari pemerintahan Prabowo ini sungguh kacau. Banyak kebijakan yang tidak memenuhi harapan rakyat. Pengurangan anggaran pendidikan adalah salah satu bukti bahwa negara ini sedang bergerak menuju kemunduran," ujar Rangga dengan tegas.

Para mahasiswa mengharapkan bahwa aksi yang mereka lakukan dapat diketahui oleh pemerintah dan kebijakan terkait pendidikan dapat ditingkatkan.

Pendidikan tidak bisa diibaratkan sebagai barang yang dijual-beli. Pendidikan tidak boleh dijual-tawarkan, melainkan patut dianggap sebagai hak yang dimiliki oleh setiap orang.

Di tengah kegiatan tersebut, kerumunan orang terus berusaha melanggar pintu masuk yang telah dipasang kawat berduri.

Namun, aksi tersebut belum berakhir. Rangga menyatakan bahwa kerumunan orang tersebut bakal kembali turun ke jalan pada hari Jumat mendatang dengan aksi yang lebih besar.

"Insyaallah di hari Jumat, kita akan melanjutkan aksi dengan skala yang lebih luas," ujar Rangga.

Di sisi lain, Abu Rosyid, yang bertindak sebagai Koordinator Lapangan Aksi, menjelaskan bahwa kebijakan efisiensi pendidikan yang saat ini diterapkan oleh pemerintah hanya akan menambah kesulitan bagi masyarakat.

Kami mengharapkan pemerintah untuk mengkaji kembali kebijakan ini. Apakah benar-benar memberikan manfaat atau justru menambah beban rakyat? Hasil pertemuan kami menunjukkan kesepakatan bahwa kebijakan ini akan menjerumuskan negara ke arah kemunduran.

Lebih lanjut, mahasiswa juga menekankan pentingnya untuk memelihara semangat gerakan mahasiswa agar tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah.

Setiap orang memiliki cara bergerak yang berbeda. Yang terpenting, kita terus memantau kebijakan pemerintah agar tetap memberikan kemenangan kepada rakyat.

Demonstrasi ini berakhir sekitar pukul 17.00 WIB dengan pengawalan yang ketat dari aparat kepolisian. Massa aksi akhirnya berpisah dengan tertib setelah menyampaikan semua tuntutan mereka.

Posting Komentar

0 Komentar