Terbit: 4 Feb 2025
Waktu baca: 2 Min
Penulis : @clarisalexa
LINTASWAKTU33 - Usai Pemerintah menetapkan kebijakan penjualan tabung gas LPG 3 Kg per 1 Februari 2025 tidak dapat lagi dilakukan di tingkat pengecer.
Sehingga, masyarakat yang ingin membeli LPG 3 Kg harus ke pangkalan yang berada di berbagai daerah yang sudah terdaftar.
kini berdampak gas LPG 3KG di beberapa daerah menjadi langkah bahkan sampai menelan korban jiwa.
Seorang lanjut usia (lansia) meninggal diduga akibat kelelahan saat mengantre membeli Gas LPG 3 Kg atau gas elpiji di Tangerang, Banten
sosok nenek Yonih (62) meninggal dunia usai mengantre elpiji 3 kg di Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).
Nenek Yonih merupakan warga kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten,
Ia meninggal dunia di rumahnya setelah antre beli gas di penyalur resmi gas tersebut di wilayahnya. Diduga karena kelelahan setelah mengantri selama kurang lebih 5 jam.
Bukan hanya keluarga yang kehilangan, tapi juga tetangga dan warga di sekitar kediamannya.
Keseharian Nenek Yonih berjualan nasi uduk.
Jualannya tersebut jadi andalan bagi warga untuk santap sarapan.
Saiful, ketua RT 001, RW 007 Pamulang Barat, menjelaskan nenek Yonih sudah berdagang nasi uduk cukup lama.
Selain kejadian miris tersebut, para pelanggan juga harus antre dari pagi demi gas elpiji 3 Kg. Sebagian dari mereka bahkan ada yang antre lima jam.
Ratusan warga antre membeli gas LPG 3 kilogram (kg) di sejumlah pangkalan yang ada di Kota Tangerang.
Pasalnya stok ketersediaan gas subsidi tersebut tengah mengalami kelangkaan usai pemerintah menerapkan kebijakan larangan terhadap warung kelontong ataupun pengecer menjualnya kepada masyarakat.
Berdasarkan pantauan TribunTangerang.com pada Senin (3/2/2025), lebih dari lima pangkalan gas elpiji 3 kg dipadati oleh ratusan pembeli sejak pagi tadi.
Mereka rela menunggu lama agar bisa membeli gas LPG 3 kg baik untuk keperluan pribadi seperti memasak ataupun yang digunakan untuk berjualan.
Pada salah satu pangkalan gas LPG 3 kg Budi Setiawan misalnya, antrean panjang telah mengular sejak pukul 08.00 WIB.
Bahkan panjang antrean pada pangkalan gas yang ada di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang itu mencapai lebih dari 100 meter.
Warga yang mengantre tidak hanya diikuti oleh ibu-ibu, melainkan pria dewasa, hingga kalangan lanjut usia (lansia) juga ikut berjuang demi mendapat pasokan gas elpiji.
Mereka mengantre sambil menenteng tabung LPG berwarna hijau yang kerap disebut gas melon, serta selembar kertas yang merupakan fotokopi kartu identitas KTP.
" Satu orang jangan beli banyak banyak dong. kalau hanya untuk konsumsi rumah tangga , kan pasti ada batasanya. Tapi kalau 1 orang 1 rumah tangga sudah beli sampai 30 tabung , 40 tabung , berarti kan ada maksud lain "
Ungkap Bahlil Lahadalia menanggapi situasi ini selaku Menteri Energi dan ESDM.
0 Komentar