Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

ADS-BLOGGER

Aksi Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Pendemo MBG, Istana Respons

Information : HendrikSaputra99
Terbit pada : 18 February 2025
Waktu Baca : 2 Menit

LINTASWAKTU33 - Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, telah memberikan pernyataan terkait aksi aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata kepada demonstran yang menentang program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jayawijaya, Papua Pegunungan, pada pagi hari Senin, 17 Februari 2025.

Menurut Hasan, demonstrasi merupakan hak yang dimiliki oleh masyarakat. Namun, dia mengemukakan bahwa demonstrasi tidak boleh dilakukan dengan cara kekerasan.

"Jika masyarakat ingin berunjuk rasa dan menyampaikan pendapat, silakan, tetapi jangan sampai melakukan kekerasan," ujar Hasan di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada hari Senin.

Di satu sisi, Hasan memberikan izin kepada masyarakat yang menolak untuk menerima MBG. Namun, dia juga meminta agar tidak ada pihak yang mencegah masyarakat lainnya untuk menerima program MBG tersebut.

Hasan juga menganggap bahwa aksi demonstrasi tersebut termasuk dalam menghalangi masyarakat sebagai penerima program prioritas dari Presiden Prabowo Subianto.

Mereka boleh mengatakan apa yang mereka pikirkan, seperti, "Kami tidak memerlukan ini," dan tidak apa-apa bagus, katanya.

Tetapi, bagaimana jika mereka berunjuk rasa untuk membatalkan dan menolak hal tersebut, menghalangi hak-hak orang lain, teman-teman, atau bahkan saudara-saudara mereka untuk mendapatkan layanan makanan bergizi gratis, lanjut Hasan.

Sebelumnya, Polres Jayawijaya mengkonfirmasi adanya demonstrasi terkait program MBG pada Senin pagi. Demonstrasi tersebut dilakukan oleh para pelajar yang diduga telah disusupi oleh beberapa provokator.

"Benar, ada penolakan terhadap MBG, dan sempat ada keributan, karena kami, pihak Kepolisian, berusaha memisahkan kelompok pelajar dan mahasiswa yang murni ingin menyampaikan aspirasi mereka, dari kelompok orang yang diduga menunggangi kepentingan kelompok pelajar tersebut," kata Wakapolres Jayawijaya.

Dia mengungkapkan bahwa petugas polisi diserang dengan objek yang keras, seperti batu dan katapel. Untuk menghentikan keributan tersebut, polisi melakukan penembakan gas air mata.

"Memang benar, kami menggunakan gas air mata karena terjadi perlawanan dari massa yang melempari petugas keamanan dengan batu dan katapel," ungkap Wayan.

Menurut Wayan, keadaan sekarang sudah kondusif. Para pelajar yang pulang bahkan diawasi oleh anggota kepolisian untuk mencegah terjadinya aktivitas lain yang dapat mengganggu ketertiban umum.

Posting Komentar

0 Komentar