Information : HendrikSaputra99
Terbit pada : 22 January 2025
Waktu Baca : 2 Menit
LINTASWAKTU33 - Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera, menganggap ide Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk memindahkan dua juta warga Gaza ke Indonesia sebagai sesuatu yang tidak masuk akal atau tidak masuk di akal.
"Saya mencoba berpikir positif karena Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang sangat berkomitmen dan konsisten dalam mendukung kemerdekaan Palestina serta membantu warga Palestina. Ada benarnya di situ, tapi usulannya [untuk memindahkan warga Gaza ke Indonesia] tidak masuk akal," kata Mardani di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Mardani mengatakan bahwa ide kontroversial Trump ini bukanlah yang pertama kali dia sampaikan. Menurut Mardani, Trump sering kali mengeluarkan ide-ide kontroversial seperti ini. Menurutnya, upaya memindahkan warga Gaza ke luar negeri seharusnya bukanlah urusan Trump.
"Donald Trump punya banyak ide yang tidak biasa, seperti mengambil alih Panama, mengubah Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, dan bahkan ingin memindahkan warga Gaza ke Indonesia. Tapi, masalah relokasi itu bukan urusan Donald Trump," kata Mardani.
Mardani menambahkan, rencana relokasi warga Gaza seharusnya dibicarakan langsung dengan warga di sana, bukan diputuskan oleh Trump.
"Harus tanya langsung ke warga Gaza," kata Mardani.
Sebelumnya, mantan Presiden Amerika Serikat ke-47, Donald Trump, berencana memindahkan warga di Jalur Gaza, Palestina, ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Menurut laporan NBC News, ide ini disampaikan oleh seorang pejabat dari tim transisi pemerintahan Trump yang namanya tidak disebutkan.
Pejabat itu mengatakan, rencana memindahkan warga Gaza adalah bagian dari usaha untuk membangun kembali Gaza setelah dimulainya kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel, yang mulai berlaku sejak Minggu (19/1/2025).
"Masih ada pertanyaan tentang bagaimana cara membangun kembali Gaza, dan ke mana sekitar 2 juta warga Palestina akan dipindahkan sementara waktu. Indonesia, misalnya, adalah salah satu tempat yang sedang dibahas untuk menampung sebagian dari mereka," kata pejabat itu, seperti dikutip dari artikel NBC News yang terbit pada Minggu (19/1/2025).
0 Komentar