Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

ADS-BLOGGER

Ruang Rapat KBRI Damaskus Menemukan Peluru yang Nyasar Yang Di Duga Dari Israel

Information : HendrikSaputra99
Terbit pada : 09 Desember 2024
Waktu Baca : 2 Menit

LINTASWAKTU33 - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengonfirmasi bahwa ada peluru yang meleset dan mengenai atap gedung KBRI di Damaskus, bahkan menembus ruang rapat. Untungnya, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang terkena dampak dari peluru tersebut.

Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, mengatakan bahwa peluru tersebut berasal dari serangan yang diduga dilakukan oleh Israel.

"Ada beberapa ledakan besar di sekitar Kota Damaskus yang berasal dari serangan udara yang diduga dilakukan oleh Israel. Selain itu, ada juga peluru yang meleset dan mengenai atap gedung KBRI, bahkan menembus ruang rapat, tetapi tidak ada WNI yang terluka," kata Judha dalam pernyataan tertulis pada hari Senin (9/12/2024).

Selain itu, Judha juga mengatakan bahwa saat ini ada 19 WNI pekerja migran yang berada di tempat perlindungan (shelter) KBRI di Damaskus.

"Saat ini, ada 19 WNI pekerja migran yang berada di shelter KBRI Damaskus," ucap Judha.

Berdasarkan informasi dari VOA Indonesia, beberapa waktu lalu, Kementerian Luar Negeri menetapkan Damaskus sebagai salah satu wilayah dengan status Siaga 2. Selain Damaskus, enam provinsi lain di Suriah juga diberi status Siaga 2, yaitu Latakia, Homs, Suwaida, Tartus, dan Rif Damaskus.

Judha mengatakan bahwa saat ini ada 1.162 warga Indonesia yang tercatat berada di Suriah. Sebanyak 758 di antaranya tinggal di Damaskus. Di sisi lain, sejak tahun lalu, pemerintah sudah mengeluarkan 1.220 warga Indonesia dari daerah konflik di Timur Tengah, termasuk Suriah.

"Kami sudah melakukan beberapa tindakan, seperti berkordinasi dengan kementerian/lembaga terkait, memperbarui rencana kontingensi, mengevaluasi penetapan status siaga, membahas proses evakuasi, dan menyiapkan tempat perlindungan, seperti safe house di KBRI," kata dia.

Dia juga menjelaskan bahwa pemerintah pusat di Jakarta telah membentuk Pusat Respons Krisis yang mencakup unsur-unsur dari Kementerian Luar Negeri, TNI, Badan Intelijen Strategis (BAIS), dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Posting Komentar

0 Komentar