Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

ADS-BLOGGER

PENYEBAB KECELAKAAN PESAWAT JEJU AIR KARENA TABRAK KAWANAN BURUNG

Terbit : 30 Des 2024                         Penulis : @clarisalexa                                            Waktu baca : 2Min

 

KECELAKAAN PESAWAT JEJU AIR  MENELAN RATUSAN KORBAN JIWA , 2 PRAMUGARI SELAMAT


LINTASWAKTU33 - Sebanyak 179 penumpang Jeju Air dipastikan tewas dalam kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan.
National Fire Agency Korsel memastikan data tersebut merupakan jumlah korban final dari peristiwa nahas yang terjadi. Itu artinya semua penumpang meninggal dunia kecuali dua pramugari yang berhasil selamat.

"Dari 179 korban tewas, 65 orang telah teridentifikasi," tulis National Fire Agency Korsel, dikutip dari AFP, Minggu (29/12).

Pesawat berusia 15 tahun 4 bulan itu disebut mengangkut 181 penumpang.

Kecelakaan pesawat Jeju Air dikonfirmasi setelah layanan darurat menerima panggilan di Bandara Internasional Muan yang berlokasi di Provinsi Jeolla Selatan. Ini terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

Pesawat mengalami kecelakaan saat akan mendarat usai terbang dari Bangkok, Thailand. Sebuah video menampilkan pesawat Jeju Air itu mengepulkan gumpalan asap dari mesin, sebelum seluruh badan pesawat dengan cepat dilalap api.


PENYEBAB KECELAKAAN JEJU AIR Boeing 737-8AS 7C2216 - HL8088


Kecelakaan pesawat Jeju Air yang terjadi di Bandara Internasional Muan Korea Selatan, Minggu (29/12), diduga disebabkan dua hal, yakni tabrakan dengan kawanan burung dan cuaca buruk.
Diberitakan AFP, pemadam kebakaran Korea Selatan menyatakan dua penyebab itu memantik kerusakan mesin. Namun, penjelasan rinci terkait penyebab akan diumumkan setelah investigasi gabungan selesai.

"[Penyebab] diduga adalah tabrakan burung yang dikombinasikan dengan kondisi cuaca buruk," ujar Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Muan Lee Jeong-hyun.

"Namun, penyebab pastinya akan diumumkan setelah penyelidikan bersama," lanjutnya.

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea juga merilis pernyataan terkait kronologi di landasan pacu. Menara pengawas disebut sempat memberi peringatan tabrakan burung kepada pilot.

Peringatan itu membuat pesawat tersebut sempat mencoba mendarat lagi di landasan. Namun, upaya itu tidak berhasil, pesawat justru mendarat tanpa roda pendaratan.

Pesawat kemudian hilang kendali dan keluar dari landasan pendaratan, lalu menabrak pagar, dan hancur hingga memicu kepulan api.

"Butuh waktu sekitar tiga menit dari saat menara pengawas menyampaikan peringatan tabrakan burung hingga pesawat berupaya mendarat di landasan lagi," ujar pernyataan resmi Kementerian Pertanahan Korea.

Pernyataan itu juga menjelaskan bahwa pilot sempat menyerukan panggilan Mayday dua menit sebelum kecelakaan. Namun, insiden itu tidak terhindarkan hingga menelan ratusan korban jiwa.

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi juga menilai kecelakaan itu tak disebabkan karena landasan yang terlalu pendek. Landasan itu dinilai bukan menjadi faktor lantaran panjangnya mencapai 2,8 kilometer.

Pesawat dengan ukuran serupa juga bisa beroperasi dengan normal tanpa masalah sebelumnya. Dengan begitu, faktor ukuran lintasan pacu dinilai tak ikut berpengaruh dalam kecelakaan.

"Landasan pacu itu panjangnya 2.800 meter, dan pesawat berukuran serupa telah beroperasi di sana tanpa masalah," ujarnya.

"Kecelakaan ini tidak mungkin disebabkan oleh panjangnya landasan pacu," sambung pernyataan tersebut.


Posting Komentar

0 Komentar