Information : HendrikSaputra99
Terbit pada : 28 Desember 2024
Waktu Baca : 4 Menit
LINTASWAKTU33 - Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ujang Komarudin, mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia berhasil menyelenggarakan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) pada Februari 2024. Menurutnya, keberhasilan ini terlihat dari tingkat partisipasi pemilih yang mencapai 82 persen.
Ujang menyebut ini sebagai sebuah pencapaian besar karena pemilu ini diadakan pada tahun yang sama dengan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak.
“Ini adalah momen penting bagi rakyat Indonesia. Bahkan, para pemimpin dunia memuji pelaksanaan pemilu di Indonesia. Meskipun skalanya besar, partisipasi pemilih tetap tinggi. Dunia pun terkesan, bahkan disebut sebagai ‘the envy of the world’ (iri hati dunia),” ujar Ujang dalam keterangan pers pada Jumat (27/12/2024).
Ujang juga menyatakan bahwa angka partisipasi pemilih tersebut termasuk yang tertinggi di dunia. Karena itu, dia menilai bahwa Indonesia semakin dewasa dalam menjalankan demokrasi.
"Kita adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Namun, dalam hal pemilihan kepala daerah secara serentak, Indonesia bisa dibilang salah satu negara yang sukses menyelenggarakannya. Ini menunjukkan bahwa demokrasi kita semakin berkembang," kata Ujang.
Selanjutnya, Ujang menjelaskan bahwa jumlah suara yang didapat oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden terakhir melebihi rekor dari berbagai negara. Prabowo tercatat mendapatkan 96,2 juta suara. Angka ini lebih tinggi daripada Joe Biden dari Amerika Serikat yang mendapatkan 81,3 juta suara pada tahun 2020.
Jumlah suara Prabowo juga lebih banyak daripada Presiden Indonesia periode 2004-2014, Susilo Bambang Yudhoyono (73,8 juta suara pada 2009); Donald Trump dari AS (77,2 juta suara pada 2024), Vladimir Putin dari Rusia (76,3 juta suara pada 2024), dan Lula da Silva dari Brasil (60,3 juta suara pada 2022).
“Pilkada Serentak yang baru saja kita lalui mencatat partisipasi pemilih sebesar 71 persen. Angka ini masih lebih baik dibandingkan dengan tingkat partisipasi pemilih di Pemilu Amerika Serikat yang hanya 66,9 persen. Padahal, Amerika Serikat sudah mengadakan pemilu sejak tahun 1789,” ujarnya.
Namun, Ujang menyatakan bahwa pemerintah masih memiliki beberapa tugas yang perlu diselesaikan terkait pemilu. Secara teknis, menurut Ujang, tidak mudah untuk menyelenggarakan pemilu hingga mencapai daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Diketahui ada 435.089 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh Indonesia. Setiap TPS melibatkan tujuh orang sebagai Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Artinya, ada lebih dari 5 juta petugas KPPS di seluruh Indonesia.
Belum lagi anggota KPPS di TPS-TPS luar negeri yang jumlahnya lebih dari 12 ribu orang di 128 negara.
Menurut data dari Kementerian Keuangan, anggaran yang ditargetkan untuk Pilkada 2024, yang tercantum dalam Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD), adalah sebesar Rp37,52 triliun. KPU dan Bawaslu masing-masing mendapatkan Rp28,22 triliun dan Rp8,39 triliun dari daerah-daerah yang sudah bisa membayar biaya Pilkada 2024.
“Tahun 2024 telah berhasil menguji kejujuran lembaga demokrasi di Indonesia. Dengan lebih dari 200 juta pemilih yang terdaftar, termasuk generasi muda yang mengerti teknologi dan semakin banyak perempuan yang terpilih menjadi pemimpin politik. Pemilu 2024 menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia sudah matang,” kata Ujang.
0 Komentar